Penggunaan Retorika Post-Truth dalam Populisme Islam (Studi Kasus Caption Instagram Felix Siauw)
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.iij.2019.001.02.2Abstract
Kelindan post-truth dan agama mencakup skala yang lebih luas dari sekedar hoax, berita bohong dan demogog, yakni meliputi: hal-hal halus seperti penyalahgunaan logika kebahasaan, sihir visualitas, dan ilusi kesakralan digital. Dalam konteks teraktual di Indonesia, praktik post-truth ‘halus’ berbasis agama itu populer digunakan oleh gerakan populisme kanan yang cenderung ambisius pada bentuk negara teokratik. Post-truth ‘halus’ yang seperti itu dikenal sebagai retorika post-truth. Pengejawantahannya merentang mulai dari komunikasi verbal-fisikal, hingga komunikasi daring berbasis multimedia. Untuk menguraikan hal tersebut, penelitian ini menggunakan caption Instagram Felix Siauw sebagai bahan analisis. Felix Siauw dinilai cukup representatif untuk menggambarkan patologi retorika post-truth karena pertama, ia mengakui kredensinya yang jauh dari kategori pakar. Kedua, ia mengakui tentang komitmen teokratiknya sendiri. Ketiga, jumlah followers Instagram 4.100.000. keempat, ia piawai dalam melakukan puitika multimedia daring. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil observasi daring. Adapun paradigma analisisnya menggunakan paradigma kritis. Pembahasan akan dimulai dari signifikansi konvergensi media terhadap dakwah. Setelah itu, retorika post-truth akan diuraikan dalam bingkai populisme kanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, konvergensi media menyebabkan keketatan proses ekstraksi agama melonggar dan membuka peluang kelindan dengan politik melebar. Kedua, retorika post-truth berbasis agama di ruang digital kental dengan penggunaan puitika multimedia. Ketiga, retorika post-truth adalah salah satu bentuk komunikasi populis yang menggugah imaji dan emosi komunal.
References
Akun Instagram Felix Siauw, diakses pada 28 Agustus 2019, 9:45 am.
Al-Bantani, Muhammad Nawawi. Nashoihul Ibad. Surabaya: Nurul Huda
Baron, Ilan Zvi. 2018. How to Save Politics in the Post-Truth Era. Manchester: Manchester University Press.
Boorstin, Daniel J. 1992. The Image: A Guide to Pseudo-Events in America. New York: Vintage Books.
Bunt, Gary R. 2018. Hashtag Islam: How Cyber Islamic Environtments are Transforming Religious Authority. Chapel Hill: University of North Carolina Press.
Cannovan, Margaret. 1999. Trust The People! Populism and the Two Faces of Democracy. Political Studies, 47(1)
Capurro, Rafael. 2018. Homo Digitalis: Beitrage zur Ontologie, Anthropologie und Ethik der Digitalen Technik. Wiesbaden: Springer.
Engesser, Sven, Nayla Fawzi & Anders Olof Larsson. 2017. Populist Online Communication: Introduction to the Special Issue. Information, Communication & Society, 20:9, 1279-1292. p.1280
Frankfurt, Harry G. 2005. On Bullshit. New Jersey: Princeton University Press.
Hadiz, Vedi R. 2016. Islamic Populism in Indonesia and the Middle East. Cambridge: Cambridge University Press.
Kalpokas, Ignas. 2019. A Political Theory of Post-Truth. Cham: Palgrave Macmillan.
Kalpokas, Ignas. 2019. A Political Theory of Post-Truth. Cham: Palgrave Macmillan.
Kimura, Ehito. 2017. “Populist Politics in Indonesia†in Asia-Pasific Bulletin No.407, 7 December 2017. https://www.eastwestcenter.org/system/tdf/private/apb407.pdf?file=1&type=node&id=36392 Accessed: 28 July 2019, 20:10 pm.
McComiskey, Bruce. 2017. Post-Truth Rhetoric and Composition. Utah: Utah State University Press.
Meyer, Brigit & Annelies Moore. 2005. Religion, Media and the Public Sphere. Bloomington: Indiana University Press.
Meyer, Brigit. 2010. Aesthetic of Persuasion: Global Christianity and Pentecostalism’s Sensational Forms. South Atlantic Quarterly 109 (4): 741 – 763.
Mudde, Cas, Christobalt R. Kaltwasser. 2017. Populism: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University Press.
Munjid, Achmad. 2018. “High Demands for Symbols Drive ‘Islamic’ Black Market.†The Jakarta Post: 12 Juni 2018. https://www.thejakartapost.com/academia/2018/06/12/high-demand-for-symbols-drive-islamic-black-market.html
Nietzsche, Friedrich. Thus Spoke Zarathustra.
Postman, Neil. 1985. Amusing Ourselves to Death. New York: Penguin Books.
Postman, Neil. 1992. Technopoly: The Surrender of Culture to Technology. New York: Vintage Books.
Rutkowski, Anne-François & Carol S. Saunders. 2019. Emotional and Cognitive Overload: The Dark Side of Information Technology. Oxon: Routledge.
Syamsuddin, Sahiron. 2018. Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Nawasea Press.
Turnbull, Nick. 2017. Political Rhetoric and Its Relationship to Context: A New Theory of Rhetorical Situation, The Rhetorical and The Political. Routledge: Critical Discourse Studies, Vol.14, No.2, 115-131.
van Bruinessen, Martin. 1994. Pesantren and Kitab Kuning: “Continuity and Change in a Tradition of Religious Learning,†in Wolfgang Marschall (ed.) Texts from the Islands: Oral and Written Tradition of Indonesia and the Malay World. Ethnologica Bernesia, 4. Berne: The University of Berne.
Vedi R. Hadiz & Inayah Rakhmani dalam diskusi “Islam, Demokrasi and Moralitas Pasar.†Yogyakarta: FISIPOL UGM
Vedi R. Hadiz, Wawancara via surel oleh penulis. 28 Juli 2018
Weng, Hew Wei. 2018. The Art of Dakwah: Social Media, Visual Persuasion and the Islamist Propagation of Felix Siauw. Routledge: Indonesia and the Malay World, vol.46, No.134, 61-79.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. Benefits of open access for the author, include: Free access for all users worldwide. Authors retain copyright to their work. We hope that this policy will make the study of Islam will flourish and contribute to the better future of our society.
It is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.Â
