Genealogi Multikuturalisme Pesantren dan Dinamikanya
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.iij.2019.001.01.3Abstract
Tulisan ini mengkaji faktor-faktor yang membentuk lahirnya faham multikulturalisme di pesantren dan dinamika yang berproses bersamanya, terutama genealogi yang mengkondisikan lembaga pendidikan ini ememiliki watak yang toleran dalam beragama dan moderat dalam menyikapi persoalan agama dan kebangsaan. Kajian ini menunjukan bahwa salah satu faktor yang membentuk watak tersebut adalah kentalnya faham sufistik yang diperkenalkan di pesantren oleh para pendahulnya yang berkesinambungan dengan pendekatan sufistik yang diintrodusir Walisongo dalam mendakwahkan Islam di Nusantara. Gambaran mengenai hal ini diperoleh melaui komparasi hasil penelitian dan kajian literatur. Melalui metode tersebut tergambar pola-pola yang melatarbelakngi lahirnya faham multikuluralisme meskipun pesantren juga memperkenalkan fiqih yang di beberapa bagian memiliki pandangan yang kontraproduktif dengan watak toleran dan faham multikulturalisme yang dianutnya. Namun secara umum faham multikulturalisme di lembaga pendidikan ini terus bertahan dan semakin terasa dibutuhkan demi menghadapi faham kegamaan yang intoleran, kaku dan sempit sebagaimana yang mengemuka belakangan ini di Indonesia.
Keywords: Genealogi, Pesantren, Multikulturalisme, Toleransi
References
Alamsyah, Andi Rahman. (2009 ). “Islam, Pesantren, dan Kebhinekaan Indonesiaâ€, dalam Andi Rahman Alamsyah (ed.), Pesantren, Pendidikan Kewarganegaraan dan Demokrasi, Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag RI.
Al-Barsyany, Noer Iskandar. (2001) Tasawuf, Tarekat dan Para Sufi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Azra, Azyumardi. (2006). Islam in the Indonesian World, An Account of Institutional Formation, Bandung: Mizan.
el-Guyanie, Gugun. (2010). Resolusi Jihad paling Syar’i, Jogjakarta: Pustaka Pesantren.
Faizin, Hamam. (2009). “Pesantren: Wajah Multikultural Islam Indonesiaâ€, dalam Andi Rahman Alamsyah (ed.), Pesantren, Pendidikan Kewarganegaraan dan Demokrasi, Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag RI.
Haidar, M. Ali. (2006). “Diversifikasi Peran Kiai sebagai Pendidik di Pesantren†dalam jurnal Edukasi, Vol. 4 No. 3 Juli – September 2006, Jakarta: Balitbang Kemenag.
Madjid, Nurcholis. (1997) Bilik-bilik Pesantren, Jakarta: Paramadina.
Mas’ud, Abdurrahman. (2006). Dari Haromain ke Nusantara, Jejak Intelektual Arsitek Pesantren, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyati, Sri (2006). Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Jakarta, Kencana.
Nakha’i, Imam. (2006 ). “Relasi Teks Keilmuan Pesantren dan Budaya Damaiâ€, dalam jurnal Edukasi, Vol. 4 No. 3 Juli – September 2006, Jakarta: Balitbang Kemenag.
Pranowo, Bambang. (2011). Orang Jawa jadi teroris, Jakarta: Alvphabet.
Suciati, Idea, dkk. (2010). “Menggagas Pesantren Peradaban sebagai Episentrum Kota Santri Bahari dalam Kerangka Restorasi Peradaban Muslim di Indonesiaâ€, dalam Pesantren dan Peradaban Islam, ed.: HM. Amien Haedari, jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
Suryanegara, Ahmad Mansur. (2009). Api Sejarah, Bandung: Salamadani.
Tjandrasasmita, Uka. (2009). Arkeologi Islam Nusantara, Jakarta: Gramedia.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. Benefits of open access for the author, include: Free access for all users worldwide. Authors retain copyright to their work. We hope that this policy will make the study of Islam will flourish and contribute to the better future of our society.
It is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.Â